17 Januari 2009

Satu Komando untuk Disiplin

DISIPLIN merupakan cerminan diri. Menanamkan disiplin pada anak merupakan salah satu kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini. Dengan cara apa menerapkan disiplin yang baik pada anak?

Dikatakan penulis buku yang berjudul "Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik", Melly Kiong, sangat penting menempatkan satu komando dalam mendidik anak. Artinya, ayah dan ibu harus kompak terhadap peraturan di rumah agar tidak membingungkan anak.

"Butuh satu orang saja dalam memberikan komando kepada si anak. Sebab, jika lebih dari satu komando, misalnya baik ayah maupun ibu sama-sama memberikan komando, anak biasanya akan bingung. Terlebih bila komando itu tidak sama," papar Melly.

Selain itu, jika terjadi perselisihan antara ibu atau ayah, maka memungkinkan untuk terjadinya beradu paham atau saling ngotot dengan pendapat masing-masing. Sementara bagi si anak, situasi ini sangat membingungkan dan menyenangkan karena seperti memberi mereka "peluru" untuk menuntut dan mendapat apa yang diinginkan. Jika tidak satu komando, biasanya anak akan menggunakan kesempatan untuk mendapatkan keinginannya dengan memanfaatkan ayah atau ibunya.

"Kalau si pemberi komando adalah ibu, maka hendaknya di hadapan anak si ayah tetap harus mendukung keputusan ibu. Walaupun, sebenarnya si ayah tidak setuju," jelas Melly.

Ditambahkan, tanpa mengurangi hak si ayah dalam mendidik anak, sikap mengedepankan satu komando ini akan baik efeknya bagi kedisiplinan si anak. Dan bila ada perbedaan yang prinsipil, lebih baik hal itu dibicarakan dan didiskusikan tidak di hadapan si anak.

Jadi misalnya komando ada pada ibu, maka dia harus bisa memberikan alasan mengapa keputusan tersebut diambil. Kalaupun keputusan itu ternyata setelah didiskusikan kemudian tidak benar atau harus diperbaiki, si ibu juga harus bisa menerima pendapat dari sang ayah.

"Yang jelas, kita harus memperlihatkan kepada anak-anak bahwa ada satu komando di sini sehingga lebih mudah untuk diikuti," tandas Melly.

Melly juga mengatakan, disiplin yang baik buat anak sebenarnya sederhana dan bisa diterapkan dalam kegiatan anak sehari-hari yang harus dibarengi dengan hukuman. "Contohnya anak saya kalau sudah ganti baju harus ditaruh di tempat baju kotor. Jika tidak baju tersebut saya anggap sampah dan saya akan taruh di tong sampah," ujar Melly.

Selanjutnya, setelah kita buat aturan main yang sudah disepakati bersama, perlu dijelaskan jika mereka melanggar, ada hukuman yang harus diterima.

"Ketika dia masuk ke rumah lewat dari jam yang sudah ditentukan, mereka harus berdiri selama waktu keterlambatan mereka. Mendisiplinkan anak tidak selalu dengan hukuman fisik yang berat," ceritanya.

Mengajarkan sikap disiplin kepada anak-anak memang bukan hal yang mudah. Dari pengalaman nyata, yang lebih efektif adalah melalui teladan sikap kita sendiri. Kita ingin anak disiplin, tentunya kita harus menunjukkan terlebih dahulu bahwa kita juga disiplin

"Mengajarkan disiplin juga bisa ditempuh dengan cara menunjukkan sikap konsekuen terhadap aturan main yang sudah disepakati bersama," kata wanita kelahiran Singkawang,Kalimantan Barat ini.

Hal yang tidak boleh dilupakan saat memberikan komando sekaligus mendidik kedisiplinan anak-anak adalah sikap demokratis. Artinya, segala aturan main yang kita tetapkan hendaknya lahir dari proses pembicaraan dan keputusan bersama antara anak dan orangtua. "Dengan cara ini, biasanya mereka bisa lebih bertanggung jawab bersama. Mereka pun biasanya akan lebih santai, tidak ada rasa terpaksa, serta lebih enjoy dalam menjalankannya," ujarnya.

Senada diungkapkan psikolog anak dari Universitas Atma Jaya, Fabiola P Setiawan MPsi. Tidak masalah menerapkan disiplin pada anak yang asalnya dari satu komando. Satu komando di sini adalah satu cara pandang yang berasal dari orangtua, baik ayah maupun ibu.

Jadi antara ayah dan ibu sudah ada kompromi terlebih dahulu untuk memutuskan sesuatu. Dari kompromi tersebut barulah berasal satu komando, yaitu antara ayah atau ibu.

Fabiola menuturkan, anak adalah peniru ulung, yang paling jitu. Karena itu diterapkan disiplin pada orangtua supaya anak mengikuti. Memberi contoh pada anak-anak itu adalah hal yang benar, dan setelah memberi contoh, barulah kita memberi penjelasan mana yang baik dan buruk. Dan itu harus diterapkan di mana saja dia berada.
sumber

Song For Gaza

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

sumber

14 Januari 2009

Kata-Kata Hari Ini

“Minta tolonglah kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu maka janganlah mengatakan: ‘Seandainya aku mengerjakan begini maka akan menjadi begitu!’. Tetapi katakanlah: ‘itu semua adalah takdir Allah, apa yang dikehendaki-Nya dikerjakan-Nya’. Sebab kalimat ‘Seandainya…’itu akan membuka pintu buat setan”.(Al-Hadits)


“Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”.(Ali bin Abi Thalib)


“Tidaklah rasa lelah, sakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan dan duka yang menimpa seorang muslim sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali Allah menghapuskan dosanya karena hal-hal tesebut.” (HR. Bukhori dan Muslim)

“Bahwa orang bisa baik pada orang lain dalam keadaan tidak mempunyai masalah ini adalah wajar/biasa, tetapi orang yang benar-benar bisa dikatakan baik adalah apabila orang tsb mempunyai masalah terhadap orang lain, sikapnya Bijaksana”

“Obatmu ada dalam dirimu, tetapi kau tak melihatnya. Penyakitmu ada dalam dirimu tapi kau tak menyadarinya. Kau sangka dirimu materi yang mungil, padahal di dalam dirimu terangkum alam yang besar”

sumber disini.

Mungkin memang hidup itu aneh

Mungkin manusia itu memang diciptakan untuk merasakan bahwa dirinya selalu benar?

Mungkin manusia diciptakan untuk melupakan? Seperti kacang yang lupa akan cangkangnya.

Mungkin manusia diciptakan untuk berbagi seakan dia tidak pernah mengalami?

Aku percaya, Allah menciptakan anugerahNya yang bernama lupa pada diri manusia sebagai suatu kenikmatan yang sungguh menakjubkan menurutku. Andaikata tidak ada sifat lupa yang melekat pada diri manusia, maka manusia tidak akan bisa melupakan suatu musibah yang pernah menimpanya. Akibatnya, penyesalan yang berkepanjangan. Dan perasaan dendam pun tiada lekang dalam jiwanya.

Tapi tidak begitu seharusnya lupa itu dinikmati oleh manusia. Mereka lupa ya, mereka itu siapa? Dan mereka juga lupa ya dulu itu mereka dimana? Sungguh sangat mudah bagi Allah untuk membolak-balikkan hati manusia. Sangat mudah bagiNya.

Saat manusia merasakan bingung dalam kehidupannya, sungguh sulit mereka menghadapinya bahkan sampai melakukan suatu hal – yang menurut manusia lain adalah salah. Dan saat manusia lain merasakan hal yang sama. Manusia yang lebih dulu merasakan, menyalahkan tindakan manusia itu. Satu sisi memang benar kalau manusia belajar dari pengalaman namun tidak bagi manusia yang terlalu naif merasakan hidup dari balik terbelenggunya jiwa.

Dan sakit hati, hanya karena manusia merasa dirinyalah yang benar dan bisa meng-handle kehidupannya. Oleh karena itu juga Allah menjadikan manusia sebagai khalifah dimuak bumi ini. Wow.... huebat.... ya manusia itu. Sungguh Allah sangat mudah membolak-balikkan hati manusia. Karena manusia merasa dirinya selalu benar dan lupa dengan cangkangnya. Hingga dengan begitu terciptalah suatu tingkatan dalam manusia.

Hanya ada dua tingkatan dalam manusia yang diberikan otak untuk berfikir. Manusia bodoh dan Manusia Pintar (sebut saja begitu). Karena tingkatan dan begitu percayanya (mungkin karena kedekatan diantara manusia), sungguh sangat ironis Manusia Pintar mudah percaya dengan Manusia Bodoh. Karena terkadang manusia Bodoh berusaha untuk melakukan apa yang bisa dia lakukan agar manusia Pintar percaya. Karena biasanya orang bodoh jago cuap-cuap jual omongan. Dan manusia Pintar mencoba berbicara ke khalayak ramai semua yang dikatakan manusia Bodoh. Karena manusia Pintar lupa, dia merasa dirinya yang sangat benar.

Oh…. Satu lagi anehnya kehidupan.


sumber